Gadis yang Berjerawat
Tidak.
Ini
bukan sebuah halaman blog yang berisi ‘cara mengatasi jerawat dengan cepat’ dan
ada iklan produk jerawat dibawahnya. Bukan.
Well, ini
hanya sebuah cerita seorang Gadis yang berjerawat.
Karena
perasaannya.
Hei,
Aku
gadis yang berjerawat.
Sebenarnya aku
jarang berjerawat, tapi kali ini dia muncul, dan itu karena dia.
Aku
bertemu dengannya dengan sebuah ketidaksengajaan yang disebut takdir. Bertemu
dengannya adalah sebuah ketidaksengajaan yang indah. Sebuah takdir yang indah.
Tak
jarang teman teman ku menertawaiku karena jerawat ini, karena perasaan ini.
Perasaan
ini tumbuh begitu saja bagai sebuah bunga yang kuncup, lalu mekar.
Kedekatan
kita mulai berawal, dari sebuah hal yang juga disebut ketidaksengajaan, yang kau sadari juga.
Mendengar
kau berbicara saja menenangkan hati.
Selalu membuatku ingin tersenyum, bahkan tertawa melihat kelakuanmu yang....idiot
mungkin?
tapi, perihal perasaan ini...
Apa
kau juga merasakannya?
Atau
hanya aku?
Pertanyaan
terakhir seakan – akan terjawab dengan sebuah kata yang
secara tersirat kau katakan padaku. Aku berusaha untuk tidak berharap. Tapi kau
yang membuat ku berharap. Membuat hati ku terus menerawang indahnya masa depan
jika ku lalui bersamamu. dan juga hampanya hariku tanpa mu.
aku
memang lebih suka sendiri, tenang dan nyaman. Tapi entah mengapa kesendirianku
sekarang terasa hampa. Apa karna tidak ada dirimu?
sepertinya iya, ah aku malu mengakuinya.
Baiklah aku mengalah dan aku akui sekarang, bahwa aku
rindu padamu.
Jika
saja aku tidak semalu ini, kau mungkin tidak perlu melakukan hal – hal agar aku
mengakui perasaan ku. Maafkan aku dan rasa malu yang selalu aku rasakan.
dan hei!
Terkadang kau harus mengehentikan kebiasaanmu yang membuatku kecewa itu!
Kebiasaan
itulah yang selalu membuatku berpikir tentang keseriusanmu. Memikirkan
kembali tentang semua yang kau nyatakan padaku sebelumnya, apakah itu benar? atau
hanya salah satu leluconmu?
Maafkan
aku, bukannya aku tidak mempercayaimu. Hanya saja aku takut, takut kau membuka luka lama, atau bahkan membuatnya lebih dalam.
aku
ingin jujur padamu.
Jika
kalau saja ada orang lain yang hendak datang, aku akan katakan tidak, karna sudah ada orang yang mengisinya. Tapi kali ini aku berterima
kasih pada kenyataan, kenyataan yang mengatakan bahwa tidak akan ada yang datang. Karna siapa yang mau bertemu dengan gadis yang berjerawat?
Ku
harap kau tidak pergi, seperti yang dulu pernah seseorang
lakukan. pergi tanpa pamit.
Aku
benci itu. Ku mohon, janganlah engkau menjadi sesuatu ataupun seseorang yang ku
benci.
dan
jika kita lewati semua ini bersama – sama, apa kau akan bosan padaku?
jika kau bosan dan sudah tidak nyaman, bisakah kau katakan padaku? katakan saja.
Bukankah
kau sendiri yang bilang bahwa kita harus jujur satu sama lain?
Bahwa kita harus
lewati ini bersama – sama?
Tapi
jika nyatanya kau memiliki niat untuk pergi.
Setidaknya
dulu kita pernah merasakan kenyamanan yang tidak kita rasakan lagi saat ini.
Tidak
tahu apa kelak kita akan akan terus bersama dimasa depan tapi
aku selalu berharap, tidak ada satu haripun yang aku lupakan kalau aku pernah
melewatinya bersamamu.
Jika
saja aku boleh bersikap egois? aku ingin menyimpanmu. hanya untuk diriku saja.
dan terakhir,
dan terakhir,
Bolehkah
aku meminta sesuatu padamu?
Aku
hanya ingin kau buktikan janjimu padaku, dan buktikan padaku bahwa semua laki –
laki itu tidak sama.
Aku
sungguh. benar benar mencin–tunggu, ini belum saatnya. aku akan menunggu mu
yang berkata seperti itu padaku. karna aku hanya ingin berkata,
Aku
juga mencintaimu.
Komentar
Posting Komentar